BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang
dilakukan guru sebaiknya adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap
pengembangan profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran. Salah satu jenis
penelitian ditinjau dari tingkat eksplanasinya adalah penelitian deskriptif,
jenis penelitian ini dapat dilakukan oleh guru dalam kaitannya dengan
pembelajaran di kelasnya. Walaupun penelitian yang dilakukan oleh guru
merupakan penelitian deskriptif, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang
telah dilakukan guru untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran. Upaya
tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran yang baru, metode
penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi guru
atau dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.
Dilihat dari syarat penelitian deskriptif yang sesuai dengan kegiatan
pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang telah dilakukuan),
maka apabila penelitian seperti itu dilakukan secara terencana oleh peneliti
maka dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre Experimental Design One
Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2006, 83).
Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung
(ini ciri penelitian deskriptif) maka tetap dikatakan sebagai penelitian
deskriptif. Jenis penelitian deskriptif sendiri dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok, yaitu (1) apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan
menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara
kualitatif maka disebut penelitian deskriptif kualitatif; (2) Apabila dilakukan
analisis data dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang
lain maka disebut deskriptif asosiatif; dan (3) apabila dalam analisis data
dilakukan pembandingan maka disebut deskriptif komparatif. Dan karena untuk
penelitian deskriptif yang dilakukan guru harus berorientasi pada pemecahan
masalah atau peningkatan mutu pembelajaran
maka lebih tepatnya rancangan penelitian seperti itu disebut penelitian
deskriptif yang berorientasi pemecahan masalah atau peningkatan mutu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari penelitian deskriptif ?
2. Apa saja
jenis-jenis penelitian deskriptif ?
3. Apa saja kriteria penelitian deskriptif?
4. Apa saja
tahapan-tahapan penelitian deskriptif ?
5. Apa
kelebihan dan kelemahan penelitian deskriptif ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian penelitian deskriptif.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis penelitian deskriptif.
3. Untuk mendiskripsikan kriteria penelitian
deskriptif
4. Untuk
mengetahui tahapan-tahapan penelitian deskriptif.
5. Untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan penelitian deskriptif.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Penilitian Deskritif
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif. Desain penelitian ini digunakan untuk memecahkan
atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang. Penelitian deskriptif juga berarti
penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan
fenomena atau karakteristik Individual, situasi
atau kelompok tertentu secara akurat.Dengan kata lain :
Penelitian Deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan seperangkat
peristiwa atau kondisi populasi saat ini. Penelitian deskriptif
merupakan cara untuk menemukan makna baru,
menjelaskan sebuah kondisi keberadaan, menentukan
frekuensi kemunculan sesuatu, dan mengkategorikan informasi.
Penelitian deskriptif dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada
aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan atara
berbagai variabel.
2. Jenis-jenis
Penilitian Deskriptif
A)
Survei
Survay adalah Suatu
cara penelitian Deskriptif yang dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan Survey adalah Untuk membuat
Penilaian terhadap suatu Kondisi dan Penyelenggaraan suatu program
di masa sekarang dan hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan
program tersebut.
b)
Studi Kasus
Case Study (Studi Kasus) merupakan
penelitian / penyelidikan yang mendalam
( indepth study ) tentang suatu aspek
lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik dan
lengkap.Case Study dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui
suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.Unit tunggal yang dimaksud dapat
berarti Satu Orang, Sekelompok Penduduk yang terkena suatu masalah, atau
Sekelompok Masyarakat di suatu daerah.
Stadi kasus banyak kelemahan
disamping adanya keunggulan-keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan karena
anggota sampel yang terlalu kecil, sehingga sulit dibuat inferensi kepada
populsi. Di samping itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan
subjektif dalam pilihan kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu
dibesar-besarkan. Kurangnya objektifitas dapat disebabkan karena kasus cocok
benar dengan konsep yang sebelumnya telah ada pada peneliti, ataupun dalam penetapan serta
pengikut sertaan data dalam konteks yang bermakna yang menjurus pada
interprestsi subjektif.
Studi kasus mempunyai keunggulan
sebagai suatu studi untuk mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari.
studi kasus dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan.
Dari segi edukatif, maka studi kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi
baik dalam perumusan masalah, penggunaan statistik dalam menganalisis data serta
cara-cara perumusan generalisasi dan kesimpulan.
c) Studi Korelasi
Penelitian Korelasional
bertujuan untuk mengungkapkan hubungan Korelatif antar Variabel walaupun tidak
diketahui apakah hubungan tersebut merupakan hubungan Sebab – Akibat atau bukan.Yang
dimaksud Hubungan Korelatif adalah Hubungan yang menyatakan adanya perubahan pada satu variabel yang diikuti
oleh perubahan pada variabel yang lain. Dalam hubungan korelatif dilihat
keeratan hubungan antara kedua veriabel, oleh karenanya dalam penelitian ini
Harus Melibatkan paling sedikit Dua Variabel.Dalam study hubungan menunjukkan
hubungan sebab akibat, tetapi menunjukkan hubungan kesejajaran. Koofesien
hubungan yang signifikan berarti antara tinggi dengan berat badan menunjukkan
adanya asosiasi antara tinggi dengan berat badan, makin tinggi badan juga makin
berat badannya, makin pendek maka semakin ringan bobotnya, tidak berarti tinggi
badan mempengaruhi berat badan atau berat badan mempengaruhi tinggi
badan. Study hubungan tidak hanya dapat dilakukan dua variable, tetapi juga
dapat terhadap lebih dari dua variable.
d)
Studi Perbandingan
Penelitian dengan menggunakan Metode
Studi Perbandingan (Comparative Study) dilakukan dengan cara membandingkan
Persamaan dan Perbedaan sebagai fenomena untuk mencari Faktor-faktor apa /
Situasi bagaimana yang dapat menyebabkan timbulnya suatu peristiwa
tertentu.Study ini dimulai dengan mengadakan pengumpulan fakta tentang faktor –
faktor yang menyebabkan timbulnya suatu gejala tertentu,kemudian dibandingkan.Setelah
mengetahui persamaan dan perbedaan penyebab, selanjutnya ditetapkan bahwa
sesuatu faktor yang menyebabkan munculnya suatu gejala pada objek yang
diteliti, itulah yang sebenarnya yang menyebabkan munculnya gejala tersebut.
Atau dengan memperbandingkan Faktor atau Variabel mana yang paling berpengaruh
terhadap perubahan yang terjadi pada hasil penelitian yang sedang dilakukan.
e)
Studi Prediksi
Study Prediksi ini digunakan untuk
memperkirakan tentang kemungkinan munculnya suatu gejala berdasarkan gejala
lain yang sudah muncul dan diketahui sebelumnya
Contoh :Kemungkinan keberhasilan penurunan angka kematian bayi berdasarkan pada besarnya cakupan imunisasi.
Contoh :Kemungkinan keberhasilan penurunan angka kematian bayi berdasarkan pada besarnya cakupan imunisasi.
f) studi perkembangan
Pengelompokan
studi pengembangan sebagai bagian dari penelitian deskriptif karena studi ini
bermaksud melukiskan hubungan antara gejala-gejala sebagaimana adanya sekarang
dengan fakta-fakta lain berdasarkan fungsi waktu yang bersifat kontiniu. Ada
dua teknik yang saling melengkapi dalam melakukan penelitian pengembangan ini,
yaitu :
a. Metode longitudinal
Metode
longitudinal sering disebut juga metode jangka panjang. Dalam metode ini
penelitian dilakukan terhadap satu objek dengan mengurutkan gejala pertumbuhan
atau perkembangannya dari tahun ketahun dalam kurun waktu tertentu.
b. Metode cross sectional
Metode ini
dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan metode longitudinal, karena waktu
yang panjang bisa dipotong-potong menjadi lebih pendek. Metode ini mempelajari
semua individu yang berbeda taraf umurnya dalam titik waktu yang sama.
3.
Kriteria
Pokok Metode Deskriptif
Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat
dibagi atas kriteria umum dan kriteria khusus. kriteria tersebut adalah sebagai
berikut
a.Kriteria umum
Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif
adalah sebagai berikut.
1. Masalah yang dirumuskan harus patut,
ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
2. Tujuan penelitian harus dinyatakan
dengan tegas dan tidak terlalu umum.
3. Data yang digunakan harus
fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
4. Standar yang digunakan untuk membuat
perbandingan harus mempunyai validitas.
5. Harus ada deskripsi yang terang
tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
6. Hasil penelitian harus berisi secara
detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis
data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas
hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis
telah dikembangan.
b.Kriteria Khusus
Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai
berikut.
1. Prinsip-prinsip ataupun data yang
digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
2. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip
yang digunakan adalah mengenai masalah status.
3. Sifat penelitian adalah ex
post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap variabel, dan
peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap variabel.
Variabel dilihat sebagaimana adanya.
4. Langkah-langkah
Umum dalam Metode Deskriptif
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka
langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut.
1.
Memilih
dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut
serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2.
Menentuan
tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus
konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
3.
Memberikan
limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis
dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang
dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.
4.
Pada
bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan
kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk hipotesis-hipotesis
untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka
kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
5.
Menulusuri
sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
6.
Merumuskan
hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
7.
Melakukan
kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang
cocok untuk penelitian.
8.
Membuat
tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah di kumpulkan.
Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan
dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
9.
Memberikan
interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin
diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah
yang ingin dipecahkan.
10.
Mengadakan
generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin
diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat
ditarik dari penelitian.
5. kelebihan
dan kekurangan penelitian deskriptif
·
Kelebihan
A.
Metode
deskriptif lebih banyak disukai berbagai bidang penyelidikan. Hasil-hasil
penelitian yang diperoleh melalui percobaan dilaboratorium tetap menggunakan
metode ini untuk mengecek dan membuktikan tingkat reliabilitasnya. Penelitian
ini sangat logis dalam menyebarluaskan informasi. Akhirnya metode deskriptif
sangat cocok untuk penelitian yang menyediakan standar ukuran normative
berdasarkan hal-hal yang umum.
B.
Relatif
mudah dilaksanakan
C.
Tidak
membutuhkan kelompok kontrol atau pembanding
·
Kelemahan
a.
Kesalahan
memilih metode. Kesalahan metode yang timbul karena salah menggunakannya.
b.
Penelitian ini memberikan informasi yang
terbatas tentang pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Karena kita tidak
dapat mengisolasi atau menekan variabel-variabel lain yang konstan, maka kita
tidak dapat mengharapkan bukti nyata tentang sebab-akibat. Kerugian selanjutnya
motivasi subjek yang tidak konsisten,sebagai peneliti kita perlu memastikan
bahwa jawaban responden dapat dipercaya. Ini sangat tergantung pada perhatian,
simpati, minat, dan kerjasama para subjek penelitian.
c.
Umumnya
hasil penelitian hanya berlaku saat ini dan mungkin saja sudah tidak dapat
relevan lagi dimasa yang akan datang.
d.
Dituntut
ketajaman berfikir dalam menjelaskan fenomena.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
secara objektif.
2.
Jenis
penelitian deskriptif sendiri dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu
(1) apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau
kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif maka disebut
penelitian deskriptif kualitatif; (2) Apabila dilakukan analisis data dengan
menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka disebut
deskriptif asosiatif; dan (3) apabila dalam analisis data dilakukan
pembandingan maka disebut deskriptif komparatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar